PENGKLASIFIKASIAN DATA DAN PEMBUATAN KONTEN MENGGUNAKAN PICTOBLOX
Selasa, 12 Agustus 2025
Kamis, 03 Oktober 2024
Senin, 23 September 2024
Membuat Kue Bika Ambon
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat kue Bika Ambon:
Bahan-bahan:
Bahan A:
- 500 ml santan
- 200 g gula pasir
- 1 sdt garam
- 3 lembar daun pandan, simpulkan
Bahan B:
- 250 g tepung sagu
- 1 sdt ragi instan
- 4 butir telur
- 1 sdt air jeruk nipis
Langkah-langkah:
Membuat Santan:
- Panaskan santan dengan daun pandan, gula, dan garam hingga gula larut. Jangan sampai mendidih. Angkat dan biarkan dingin.
Mencampurkan Bahan Kering:
- Dalam wadah terpisah, campurkan tepung sagu dan ragi instan. Aduk rata.
Membuat Adonan:
- Kocok telur dengan air jeruk nipis hingga mengembang. Tambahkan campuran tepung sagu sedikit-sedikit sambil terus diaduk.
- Setelah itu, tuangkan santan yang sudah dingin ke dalam adonan dan aduk hingga rata.
Fermentasi:
- Tutup adonan dengan kain bersih dan biarkan selama 2-3 jam di tempat hangat agar adonan berfermentasi dan mengembang.
Memanggang:
- Panaskan kukusan. Siapkan loyang yang telah diolesi minyak atau dialasi daun pisang.
- Tuang adonan ke dalam loyang dan kukus selama 30-40 menit hingga matang. Pastikan untuk tidak membuka tutup kukusan selama proses pengukusan.
Dinginkan:
- Setelah matang, angkat dan biarkan kue dingin sebelum dipotong.
Sajikan:
- Potong kue Bika Ambon sesuai selera dan sajikan. Nikmati dengan kopi atau teh!
Selamat mencoba membuat Bika Ambon! Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya.
Selasa, 30 Oktober 2018
Karena Kita Bisa Saling Segalanya
Peran Kita Untuk Penyandang Disabilitas
Dengan kita mengetahui cara berintraksi dengan penyandang disabilitas, maka disabilitas bisa dipahami sebagai keragaman dalam masyarakat. Kekakuan, rasa takut, bahkan sikap berlebih terhadap orang dengan disabilitas dapat dihindari. Dengan begitu, kita bisa menjadi bagian dalam mendorong terciptanya Indonesia yang ramah disabilitas. Banyak hal terjadi karena sudah biasa. Kejadian yang tidak biasa seringnya menimbulkan kecanggungan. Sebagai contoh, masyarakat tidak terbiasa berinteraksi dengan orang berdisabilitas karena lebih jarang bertemu dengan orang berdisabilitas di ruang publik. Sikap yang terlihat malah kikuk, “takut salah”, atau bahkan cenderung berlebihan setiap kali saling berinteraksi.
Bukan hanya itu, lebih jarangnya kehadiran orang dengan disabilitas di ruang publik sebenarnya merupakan penanda bahwa terjadi proses diskriminasi dan pembiaran selama bertahun-tahun. Orang dengan disabilitas “tidak dibiarkan” berada di ruang publik secara mandiri, termasuk dan bebas berinteraksi dengan lebih banyak orang. Orang dengan disabilitas termarjinalkan dari masyarakat umum.
Setelah disahkannya UU Penyandang Disabilitas, negara—yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah—menjamin kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dengan disabilitas untuk mendapatkan lebih banyak akses dalam berinteraksi dengan lingkungan , ksekitarnya. UU Penyandang Disabilitas juga menjamin aksesibilitas untuk orang dengan disabilitas mendapatkan hak-hak dasarnya, sama dengan semua orang. Keberadaan UU Penyandang Disabilitas akan mendorong kehadiran para disabilitas di ruang-ruang publik; bukan hanya sebagai objek, tetapi juga sebagai subjek.
Berkaca pada situasi tersebut, perlu ada kesadaran yang lebih mendalam dari kita semua bahwa orang dengan disabilitas juga merupakan warga negara yang berhak hidup secara mandiri dan bebas. Mereka berhak menempati ruang-ruang publik dan memanfaatkan segala fasilitas umum tanpa kendala. Dengan begitu, kita semua perlu memahami bagaimana berinteraksi langsung dengan para disabilitas.
Bergerak Bersama disabilitas
Saat ini aktivitas kita sangat didukung dengan adanya fasilitas dan kemampuan, tapi kegiatan yang mudah kita lakukan belum tentu mudah untuk dilakukan bagi penyandang disabilitas. Karena tidak semua fasilitas cocok untuk penyandang disabilitas. Bahkan penyandang disabilitas sering tidak mendapatkan dasilitas bahkan mereka juga sering diperlakukan berbeda. Semua itu terjadi karena kebanyakan dari kita tidak tahu cara berinteraksi dendan penyandang disabilitas. Biasanya kita sering bersikap acuh terhadap penderita disabilitas tapi lebih sering kita keliru bersikap terhadap mereka, sekalipun awalnya maksud kita baik.
Hal yang perlu kita lakukan adalah perlakukanlah penyandang disabilitas seperti kita mau diperlakukan orang lain. Ibaratkan jika sedang mati lampu kita bahkan tidak bisa melihat apa-apa, kemudian secara tiba-tiba ada orang yg datang menepuk pundak kita, apa yang terjadi pada kita? Sudah pasti merasa terkejut. Begitulah respon penderita tunanetra jika ada seseorang yang ingin membantunya tapi tidak bertanya terlebih dulu. Maka dari itu cara membantu penderita tunanetra dengan cara menyentuh punggung tangan kemudian bertanya dulu terlebih dahulu bukan langsung memegangnya apalagi sampai menyeretnya , setelah itu biarkan penderita tuanetra yang memegang tangan kita untuk berjalan.
Setiap haripun kita melihat perbedaan, dan kebanyakan mereka yg berbeda lebih menarik perhatian. Jangan sampai perbedaan yang terlalau menonjol membuat kita kesal. Sebagai contoh ketika ketika mendengar penderita tunarungu berbicara dengan orang normal maka orang normal ini pun akan bersuara dengan sangat keras. Saat mendengar itu seharusnya kita tidak perlu kesal karena kitapun pernah berteriak keras-keras saat nonton konser atau menyanyi sendiri saat mendegarkan music. Kalua ingin menyapaorang yang sulit mendengar atau penderita tunarungu, kita bisa menepuk pundaknya lalu berbicara seperti biasa tidak terlalau cepat dan juga tidk terlalu lambat atau jika bisa ditambah dengan Bahasa isyarat. Karena penderita tunarungu bisa membaca gerak mulut dan Bahasa isyarat lebih baik daripada kita.
Seringkali kita terlalu cuek sehingga tidak bisa membedakan apakah orang itu berbeda atau tidak. Tapi apakah perbedaan itu begitu penting dalam menentukan sikap kita ? apalagi lagi sampai membuat kita melihat dari ujung rambt hingga ujung kaki. Apakah kita sendiri suka dilihat seperti itu ? seharusnya tidak peduli mereka penyandang disabilitas atau bukan, kepada semua orang sudah sepantasnya kita berlaku sopan. Penampilan orang dengan disabilitas mental sering kali tidak berbeda jauh dengan kita. Mereka juga punya indentitas yaitu KTP jadi mereka juga memiliki hak sama seperti orang normal. Mereka juga berhak untuk ikut pemilu. Yang mereka butuhkan adalah interaksi social agar mereka juga dapat memahami kondisi sekitar dan dapat bersosialisasi. Kalau bingung kita harus bersikap seperti apa terhadap disabilitas mental kita hanya perlu tersenyum ramah
Sementara itu kita tahu diluar sana banyak fasilitas di Indonesia yang belum ramah untuk semua orang. Loket berkaca gelaptidak membuat kita nyaman berkomunikasi, orang dengan gangguan pendengaran jadi tidak bisa membaca gerak bibir. Trotoar rusak sangat berbahaya bagi pejalan kaki, apalagi bagi yang berkursi roda dan tunanetra. Hal yang perlu kita lakukan adalah mendorong perbaikan fasilitas yg ada di Indonesia agar penyandang disabilitas juga bisa menikmati fasilitas yang ada.
Dengan adanya undang-undang disabilitas No.8 tahun 2016 berlaku sejak April 2016. Memastikan agar perbaikan fasilitas umum turut memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas. Peran kita sangan dibutuhkan dalam melaksanakan UU No.8 Tahun 2016 tentang Disabilitas. Ada 25 sektor yang dibahas diantaranya transportasi, kesehatan, tenaga kerja,komunikasi, dan fasilitas bangunan. Karena tanpa fasilitas kita sulit beraktifitas, dan karena setiap orang punya kemampuan yang berbeda-beda maka semestinya fasilitas umum cocok untuk semua orang termasuk untuk penyandang disabilitas.
Maka dari bagi kita yang bukan penyandang disabilitas sudah sepantasnya kita bergerak untuk penyandang disabilitas agar mereka bia mendapatkan hak yang sama seperti kita. Janagan lagi merendahkan penyandang disabilitas atau bahkan tidak memerdulikan penyandang disabilitas.
Fahira Salsabilah
Minggu, 25 Februari 2018
Kenapa Harus Twice
berawal dari setiap gw nongkrong temen gw Abud selalu bersenandung "i'm like tity just like titi" itu mulu yang dia senandungin, padahal nih bocah pendengar musik rock 90'an, anjir ini orang nyanyi jorok bet "lu nyanyi jorok bbanget bud najis dah, bocah cabul" yang gw denger dan ada di pikiran gw tuh tity artinya toked njir, astaghfirullah pikiran gw keruh bet. terus dia ngebantah dong, "gak cabul anjir ti ti yan, 'T.T' emot icon nangis, elu yak yang cabul" | "lagu siapa emang itu?" | "ada girlband korea Twice namanya" denger girlband korea pikiran gw langsung "anjir pasti videonya seksi ya bud?" macem sistar, bhusetdah bora bay lu tau sendiri, sehari juga gak abis itu. "engga yan lucu videonya" langsung gw buka youtube saat itu juga, gw nonton ampe goblog, imej gw tentang girlband korea bubar langsung seakan iman islam gw gak lepas kayak lu lagi minum khamar, iman lu langsung lepas saat itu (cek hadis gw lupa hadis yang mana, maaf) gw masih insecure tapinya gak bisa secepet itu juga terima kalo girlband korea itu identik sama seksi dan menggairahkan. gw cek video lainnya, bam bam bam, yang rada menjurus emang cuma satu itu video "ooh ah ooh ah"
udah cukuup kayaknya pengantarnya, segitu aje, gak kayak pengantar skirpsi emang yang bisa satu lembar A4 margin 4-3-3. sekarang masuk ke pokok bahsan. kenapa harus twice saat itu juga.
1. musiknya enak-enak
gw bisa klaim dengan sadar kalo gw pecinta musik, apa aja gw denger, selama musiknya enak, ampe lagu dangdut kerawang-cirebon juga bisa masuk ke telinga gw. musik twice itu iramanya enak semua, semuanya. anjir cem fan garis keras opini gw, mungkin ada beberapa yang pertama kali gw denger kurang asique menurut gw, cuma ketika gw denger ulang-ulang, yailah ini musik enak bet, ada satu lagu twice yang pertama gw denger, anjir ini lagu apaan, judulnya "likey" cuma gegara keputer otomatis kalo gw dengerin lagu twice, lama-lama lagunya enak, cinta datang karena terbiasa, anjay. ditambah sekarang likey ganti main vocal, makin enak aja di denger, dahyun yang main vocal, yang ngerap si momo, badass emang suara dahyun di lagu ini. nah lagu kesukaan gw ya "T.T"
lagu tanpa video klip rasanya kayak aku tanpa kamu, bisa sih jalanin hari, cuma jadi sekedar aja gitu. video klip Twice itu lucuk-lucuk, enak buat ditonton terus-terusan, konsepnya unik-unik, udah gitu full color sampe sejauh ini, full color campur monochrome juga ada "cheer up". pakean sama gerakan narinya juga lucuk, gak adadah unsur seronok bahkan di ooh ah juga yaelah standaran dah, jadi kalo gw lagi nonton di youtube terus ibu gw liat juga masih santai gw, coba kalo gw nonton ma boy, berantakan karir gw saat itu juga. gak ada cowoknya, ini nih ini, yang paling gw apresiasi, mereka tau penontonya banyak yang tuna asmara, makanya gak mau dia bikiin panas penonton, sekalinya ada itu cowok mukenya ditutupin properti kayak di lagu "cheer up" sama "signal". terus kalo videoklip yang paling gw suka "one more time" jagoan gw lagi cakep-cakepnya disitu
3. koreografinya lucuk
gak kayak girlband-girlband korea yang gw tau, twice punya koreografi yang bisa bikin gw ketawa disetiap videoklipnya, iya gw ketawa beneran, bisa anjir kepikiran bikin gerakan kayak gitu, yahlu kalo gak ketawa mah ada yang gak beres sama kukulu, iye otaklu di kuku soalnya. ada yang bilang "twice mah sekedar gerakannya, coba lu tonton girlfriend" gw coba tuh tonton, emang sih lebih ada-ada aja gerakannya, cuma gak lucuk, lebih ke arah keren.
sejatinya laki-laki harus punya jagoan, kayaklu nonton power ranger aje, lu pasti mulih jagoan, pertama banget gw liat twice gw secara polos tanpa pertimbangan matang jagoan gw saat itu momo, soalnya pas video klip "T.T" dia di tengah mulu terus pas yang gerakan dia nonjok-nonjok pipi itu lucu bet parah, udah gitu momo mukanya gak kayak orang korea, jadi gw bisa langusng tau itu jagoan gw. soalnya gw kalo nonton apa-apa yang berbau korea selatan yang gw liat muka ceweknya sama semua anjir, ini siap itu siapa seakan sama, makanya gw pilih momo. seiring berjalannya waktu, mata gw disadarkan oleh pipinya dahyun sama matanya, anjir ini orang oplas dimane, pen gw kasih kartika sari dokternya, "makasih dok, kerjaanlu bagus". FYI aje nih Dahyun itu udah tipe gw bet, badannya kecil mukanya tembem, matanya galak, gw kalo diomelin sambil diplototin dia, nurut pasti gw "bian kamu jangan kerja, tiduran aja di kamar!" gak pake ngelawan gw pasti langsung nurut. udah gitu lucuk lagi bocahnya, kelakuannya ada-ada aja. sempurna dah dia, semuanya ada.
Honorer Relationship #3
Mereka
berdua sampai di suatu apartemen, setelah
memarkirkan mobilnya Nadi membukakan pintu untuk Artri kemudian
menggandengnya menuju lobi, genggamannya kali ini tidak sekasar saat
sebelumnya, entah kenapa Artri tidak melawan sama sekali untuk kali ini,
setibanya di lobi salah satu satpam menegur Nadi “pak guru mau ngapain
bawa-bawa perempuan bukan muhrim ke apartemen? Mau main gila ya pak” candaan
dari satpam di balas dingin oleh tatapan Nadi. Artri hanya bisa menunduk sambil
tetap langkahnya mengikuti Nadi menuju lift. Keluar dari lift mereka menuju
suatu kamar tapi Nadi tidak membuka kamar tersebut, dia mengetuk kamar tersebut
“Assalamualaykum,
mba Qifah, ini saya Nadi”
“oh
iya mas Nad, sebentar” sahut wanita yang ada di dalam ruangan tersebut, selang
beberapa detik muncullah wanita berdaster panjang dengan rambut kuncir kuda,
sambil menggendong anaknya dengan kain gendong
“maaf
mba Qifah ini saya mau ngerepotin lagi” perkataan Nadi yang lembut sangat
berbeda sekali saat dia berbicara dengan Artri
“oh
iya masalah waktu itu ya” Mba Qifah seperti sudah sangat paham dengan apa yang
diminta Nadi. hal tersebut membuat Artri semakin bertanya-tanya sebenarnya apa
yang telah terjadi antara dia sampai ada orang lain lagi
“iya
mba, biar Raka saya yang gendong deh” Nadi menawarkan jasa jaga bayi sambil
tersenyum sopan.
“udah
ndak usah mas, yaudah tolong buka aja kamarnya” Mba Qifah menolak tawaran Nadi
dan ingin langsung membantu Nadi secara sukarela
“Artri
sekarang kamu ikut sama Mba Qifah ya, jangan bicara keras-keras karena ada
bayi” pesan Nadi sebelum mereka memasuki kamar
“gak
usah dibilangin gw juga ngerti!” Artri membalasnya dengan bisikan ketus di
telinga Nadi
“yaudah
Mba Qifah saya tinggal ke bawah dulu ya cari makan” Nadi tidak memberikan
respon apapun kepada Artri tapi malah berbicara kepada Mba Qifah
“eh
sebentar pak guru yang terhormat, lu bilang mau selesain urusan kita berdua
tapi kenapa malah kayak gini sih!?” bentak Artri saat Nadi ingin meninggalkan
mereka berdua, saat itu juga bayi Raka bergerak kaget lalu menangis. Artri lalu
berbalik badan segera mengusap kepala Raka sambil tangan satunya menepuk-nepuk
paha bayi tersebut, melihat hal tersebut mba Qifah tersenyum manis, tapi tidak
dengan Nadian, ada ekspresi lain yang hadir di hatinya.
“aduh
maaf ya Raka, sh sh sh sh, udah-udah bubu lagi ya. Mba Qiffah maaf ya” dengan
perasaan tidak enak Artri meminta maaf
“udah-udah
ndak apa-apa mba Artri, yasudah tutup pintunya kita masuk” balas Mba Qifah
santai. Saat Artri menutup pintu, keberadaan Nadian sudah tidak ada di di
koridor, dia seakan menghilang menggunakan jurus sintensin no jutsu
“ini
apartemen mba juga ya?” tanya Artri saat baru saja duduk di sofa bersebelahan
dengan Mba Qifah
“bukan
ini punyanya mas Nad, seminggu yang lalu kamu tidur di sini” sambil terus
menepuk-nepuk paha Raka Mba Qifah menjawab pertanyaan Artri dengan santai.
Santainya Mba Qifah tidak sama dengan perasaan yang dirasa Artri, Artri malah
semakin kesal
“hah!?”
kagetnya Artri membuat tangannya berhenti mengusap kepala Raka untuk beberapa
detik
“yasudah
saya langsung cerita saja ya, malam itu Nadian ngetuk-ngetuk kamar saya minta
tolong ke suami saya, mas Nad gendong-gendong kamu ngos-ngosan, melihat hal
seperti itu suami saya membangunkan saya, karena ini bukan urusan laki-laki
lagi, saya langsung membantunya, dia membaringkan kamu di kasur, tapi kamu
tidak langsung tidur nyenyak, kamu muntah-muntah di kasur, kamu bisa cek ke
kamar mas Nadian, bekas muntah kamu belum dibersihkan sama sekali. Setelah itu
saya diminta untuk membersihkan diri kamu, ya saya mandikan kamu, hehehe, ndak
papa toh? Kan kita sama-sama perempuan, lalu kamu pakai kaos punya mas Nad sama
celananya juga, tapi gak celana dalem loh ya, baju kotormu dicuci sama mas Nad,
semalaman sampai siang kamu tidur di sofa ini, saya disuruh nemenin Mba, mas
Nad tidur di apartemen saya bareng suami saya, ndak tidur juga sih, mereka malah main game
bareng, lalu sekitar jam 8 pagi saya keluar untuk siapin sarapan buat suami
saya, mas Nad yang gantian jagain kamu” Mba Qifah menceritakan secara singkat
kronologis malam itu
“terus
mba Qifah gak kesini lagi? Mba Qifah gak tau dong Nadian ngapain pas berduaan
sama saya?” pertanyaan cepat langsung dilontarkan oleh Artri, karena selama Mba
Qifah cerita, Artri belum menemukan kesalahan Nadian
“Mba
Artri kalo mas Nad mau, sudah dari semalam dilakukan. Lagian ndak lama temen
kamu datang jemput kamu” jawab santai Mba Qifah sambil tersenyum lembut
“terus
Nadian kemana?” Artri kembali bertanya karena belum menemukan apa yang dia
sangkakan selama ini
“sarapan
bareng saya sama suami sama Raka juga, saya tanyain kamu katanya sudah pergi
sama temenmu” kalimat tersebut sekaligus menjadi akhri cerita yang tidak
disangka Artri sama sekali. Artri berjalan menuju kamar Nadian, melihat kasur
Nadian yang penuh noda muntah, bau kamarnya tidak sedap, Artri menutup kamarnya
lalu pamit buru-buru dengan perasaan malu dan menyesal. Dia bertekat untuk
tidak bertemu Nadian lagi karena sangat malu, segera ia memberhentikan taksi
untuk menuju kantornya.
Setibanya
di kantor, Artri langsung membanting badannya di kursi kerjanya, mukanya sangat
kusut, peluh di keningnya tidak mengganggunya sama sekali, beberapa helai
rambutnya mengkilap karena keringat.
“ebuset
kenek patas manalu, bilang-bilanglah biar gw bisa naek patas gratis” celetuk
sorang perempuan dari samping bilik kerjannya
“apaan
sihlu, mana ada kenek patas seksi gini” balas Artri sambil tertawa heran
“lah
itu apaan di pundaklu, kalo bukan sapu tangan kenek patas” jawab perempuan
tersebut sambil menunjuk apa yang ada di pundak Artri
“ah kenapa sih!” teriak Artri
sampai membuat yang lain melirik kearahnya. Belum sempat iya minta maaf, dia
dikagetkan oleh pesan masuk yang ada di handphonenya.
Sabtu, 13 Januari 2018
Honorer Relationship #2
"apa-apaan sihlu?? sakit
tangan gw, pantesan tangan adek gw sampe merah gitu, elu jadi guru tapi
kelakuanlu jauh dari kata teladan ya" ucap wanita tersebut sambil mengatur
nafasnya yang ngos-ngosan lantaran menahan sakit di tangannya. mendengar
kalimat tersebut Nada semakin menjadi, genggaman tangannya semakin di eratkan,
langkahnya menjadi semakin cepat menyeret wanita tersebut. Setibanya di ujung
koridor, Nada langsung menyudutkan wanita tersebut di tembok, menekan tangan
wanita terbsebut ke tembok di atas kepala, tangan kanan Nadi menutup mulut
wanita tersebut
"kamu lebih menggairahkan kalo
lagi keringetan sama ngos-ngosan gini ya, beda pas kalo lagi mabok" dengan
santainya Nadi mengucapkan kalimatnya di telinga wanita tersebut" tempat
tersebut adalah tempat yang jarang disentuh oleh para guru atau penjaga sekolah,
hanya anak-anak yang cabut dari jam pelajaran menjadikan tempat tersebut
sebagai safe zone, berada di paling ujung dan hanya memiliki satu pandangan
yaitu ke bagian belakang komplek elit
"mau ngapain lu, jangan
macem-macem ini sekolahan" kalimat pertama yang muncul sesaat Nadi
melepaskan sekapannya di mulut wanita tersebut, sambil berusaha mengambil nafas
sebanyak-banyaknya, wanita tersebut terlihat sangat ketakutan. Melihat
pemandangan tersebut, Nadi menghentikan semua tindakannya lalu mundur sebanyak dua
langkah disusul dengan uluran tangannya untuk berkenalan
"saya Nadian, bisa panggil
saya Nadi" sambil tersenyum Nadi mengulurkan tangan seperti dia tidak
pernah melakukan apa-apa sebelumnya. melihat tingkah Nadi yang tiba-tiba
berubah 180' wanita tersebut semakin bingung sampai tidak berani menatap wajah
Nai. Hampir sekitar satu menit mereka tidak merubah gerakan, sampai ketika Nadi
mengamil langkah untuk meninggalkan wanita tersebut
"Artri, nama gw Artri"
Artri sendiri bingung kenapa dia malah memperkenalkan diri, padahal Nadi sudah
beranjak meninggalkannya. Nadi menghentikan langkahnya
"di deket sini ada ketupat
padang enak, saya mau makan, kamu harus ikut anggep aja ini langkah awal saya
mempertanggungjawabkan apa yang telah saya perbuat ke kamu sebelumnya"
tawaran Nadi yang tanpa memperdulikan sesuatu apa yang telah terjadi barusan
membuat Artri semakin bertanya, apakah benar dia ini seorang guru, tadi seakan
Nadi sangat bernafsu untuk menerkam Artri sejadi-jadinya namun tiba-tiba
manjadi sangat lembut.
"adek gw gimana, gak usah
bertele-tele, langsung aja ke poinnya" Artri mencoba untuk meluruskan
kepentingan dia datang ke sekolah, padahal tersirat dia mencoba menghindari
ajakan makan dari Nadi, guru mesum aneh.
"adik kamu sudah kembali ke
kelas, kita bisa membicarakan adikmu di luar sambil makan, apa ada yang salah
dengan ini?" Nadi menjawabnya santai sembari mengambil sapu tangan di
kantung celananya, kemudian dengan lembut dia membasuh keringat yang ada leher
Artri, menimbulkan perasaan aneh di tubuh Artri, kemudian dengan perlahan
basuhan tersebut berpindah ke kening Arti, tangan Nadi menyapu sisi kiri sampai
sisi kanan disitu Artri mulai berani untuk menatap wajah Nadi, wajah kalem
namun tersimpan ambisi di matanya. sosok yang membuat wanita seperti Artri
dengan mudahnya di bawa ke ruangan tidak jelas pada malam itu, sesaat ingatan
itu kembali dengan sigap Arta menepis tangan Nadi, tapi nadi malah menahan
kembali tangan Artri, kali ini genggamannya sangat lembut telapak tangan Nadi
tidak lagi menggenggam pergelangan tangan Artri melainkan telapak tangannya,
setelah sapu tangannya di letakan di pundak Artri, tangan Nadi merapikan rambut
arta dirapikan poni Artri sampai menutupi keningnya, kemudian meletakan tepian
rambut Artri ke bagian belakan telinga, selama Nadi melakukan hal tersebut
Artri hanya bisa kembali terpaku pada wajah Nadi yang kalem
"lepasin tangan gw!"
bentak Artri selagi Nadi mengusap bagian belakang rambutnya
"tangan kamu sudah bebas
sedari saya selesai di bagian poni" memerah muka Artri setelah sadar
dengan apa yang diucapkan Nadi, lalu dia sedikit menjauh. nadi menawarkan rokok
kepada Artri
"makasih, bukannya di sekolah
gak boleh ngerokok?" pertanyaan tersebut dibarengi dengan tangannya yang
mengambil satu batang rokok, lalu dengan cepat Nadi menyalakan api untuknya. Artri menerima tawaran rokok karena dia berfikir kalo dia merokok pikirannya bisa jadi lebih rileks
"emang kamu anak sekolah? itu
sih yang saya denger dari guru-guru perokok disini, peraturan itu cuma berlaku
buat siswa" balas Nadi berisikan sarkas
"elu gak ngerokok?" tanya
Artri kepada Nadi karena dia merasa canggung merokok sendirian di lingkungan
sekolah
"enggak, saya sudah berenti,
ini rokok tadi dapet razia, kalo kamu mau ini buat kamu terus sisanya saya
ambilkan di laci meja masih banyak disana" mendengar jawaban tersebut
Artri langsung mematikan rokoknya.
"ayo kita langusng ngomongin
adek gw aja, dimana tempat makannya?" Artri ingin cepat-cepat selesai dari
urusan ini dan segera pergi, karena sudah banyak perasaan dan pikiran tidak
karuan merasuki dirinya.
sepanjang mereka melewati lorong, yang terdengar adalah
teriakan murid mengejek mereka berdua
"uset, abis enak-enak nih
pa"
"bagi-bagilah pak, bawa ke
warung"
"gede njir, 34 34, 36 juga
bisa itumah"
"parah sendirian di pojok
parah pak Nad nih"
mendengar kegaduhan tersebut Artri hanya bisa pura-pura
memasang wajah santai, akhirnya dia tahu maksud dari Nadian merapikan
penampilannya. apa jadinya kalau tadi dia masih berantakan dan harus melewati
koridor yang penuh dengan murid-murid bangor. setibanya di lokasi, dan
menyelesaikan sarapannya Nadian membuka percakapan yang tidak disangka oleh
Artri
"saya lebih tertarik
membicarakan malam yang menggairahkan itu" ekspresi wajahnya kembali
menjadi Nadian yang penuh hasrat
"engga gini perjanjiannya, lu
bilang mau ngomongin adek gw, lagian gw juga udah anggep itu sebagai kegoblokan
gw, selama gak terjadi hal-hal yang diinginkan" ketus Artri
"kalo 12 bulan kedepan terjadi
sesuatu gimana?" bisik Nadi sambil mendekatkan bibirnya di telinga Arti
"tunggu jangan bilang
lu......?" Artri mencoba melawan dugaannya serentak tangannnya mendorong
tubuh Nadi
"ikut saya ke tempat waktu itu
dan kita buat lagi semuanya jelas, serasa ada yang kurang" kembali tangan
Nadi menggenggam lengan Artri lalu menyeretnya ke mobil, Artri ikut tanpa
perlawanan, dipikirannya terganggu oleh dugaannya yang terlalu jauh, dia
benar-benar tidah ingat apa yang terjadi malam itu